Indonesia Salah Satu Penyumbang Sampah Terbesar di Dunia

Pabrik Tong Sampah Besar –  Dari data DW.com, Negara kita Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua tertinggi sebagai salah satu negara dengan jumlah sampah plastik laut terbanyak. Dan hampir setiap tahunnya Indonesia membuang 3,2 juta ton sampah plastik ke laut. Sungguh angka yang sangat fantastis bukan ?

Sampah plastic yang dibuang kelaut ini akan memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan hidup biota laut. Sampah ini juga sering memakan banyak korban, tak sedikit binatang – binatang laut yang mati karena memakan sampah – sampah ulah manusia ini. Misalnya saja saat ditemukannya seekor penyu yang mati di Pantai Congot, Kulon Progo dengan kondisi perut penuh sampah. Dan, salah satu kasus yang heboh, yaitu matinya seekor paus sepanjang 9,6 meter. Paus ini ditemukan mati terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ketika dibedah, ditemukan sekitar 5,9 kg sampah plastik dalam tubuh paus tersebut.

Paus juga mengawalli kisah perjalanan Craig Leeson yang melakukan ekspekdisi pencarian paus biru di Samudera Hindia, tepatnya pantai Srilanka ini dikenal belum ada peristiwa penangkapan ikan komersial karena perang saudara sehingga menyebabkan pantai ditutup selama 30 tahun. Ia mengira laut yang menjadi tempat pencariannya seharusnya bersih dan belum ‘tersentuh’ manusia, namun faktanya, ia dan teman-temannya menemukan berbagai macam sampah plastik hingga yang mengandung minyak berada di lautan.

Craig merangkum perjalalan bersama lainnya dalam film dokumenter berjudul A Plastick Ocean mencari asal muasal penyebab dan dampak sekaligus solusi yang dapat mengurangi sampah plastik. Ia mengajak penyelam bebas, Tanya Streeter dengan ilmuwan dan para peneliti lainnya menjelajahi dua puluh tempat dalam kurun waktu empat tahun. Karena sampah plastik bisa mengakibatkan perubahan rantai makanan di laut, para binatang laut seperti ikan dan kura-kura bisa memakan sampah plastik yang dianggapnya sebagai makanan.

Baca juga : Sampah Belanja Online Dampak Dari PSBB

Plastik juga mengandung berbagai bahan kimia yang mengapung di lautan, kemudian racun yang menempel pada plastik dimakan oleh binatang di laut dan menyebabkan terganggunya reproduksi, metabolisme, pertumbuhan, ginjal dan hati. Tidak hanya itu, sampah plastik di laut akan terkena sinar ultraviolet, gelombang laut, dan garam yang berubah menjadi potongan-potongan kecil atau disebut microplastics. A Plastic Ocean (2016) menunjukkan pembakaran sampah plastik yang dapat membahayakan manusia, seperti munculnya penyakit tuberkulosis, kanker, sampai menyebabkan kemandulan.

Solusi yang dapat diperoleh berasal dari pemerintah, pada tahun 1991, Jerman menyampaikan Undang-Undang Pengemasan yang mengharusan produsen plastik bertanggung jawab untuk daur ulang dari setiap kemasan yang mereka jual. Angkatan Laut Amerika Serikat juga menangani masalah sampah plastik ini melalui Pyrogenesis dari Montred dikontrak untuk mengembangkan teknologi hijau yang berfungsi mengolah limbah dari para pelaut. Teknologi ini mengubah struktur molekul apapun menjadi kembali pada elemen intinya yang lebih baik dan tidak merugikan lingkungan.

Di Indonesia, sudah banyak ajakan kepada  masyarakat untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari. Menteri Kelautan juga pernah memberikan pesan penggunaan produk-produk plastik sekali pakai dapat diakali dengan produk yang lebih ramah lingkungan, seperti tas kain dan botol tumblr. Sekarang, beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan aturan terkait pembatasan pemakaian tas plastik di mal.

Melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang berisikan strategi, program, daan kegiatan yang jelas untuk mengurangi jumlah sampah di laut, terutama sampah plastik.

Tong Sampah Fiber Murah dan Berkualitas ? Disini tempatnya !